8 Ribu Anak di Bulukumba Masih Tak Sekolah, Pemerintah & PKK Gerak Cepat Selamatkan Generasi Muda

Presscorner.id — Di tengah kemajuan pembangunan dan peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), sebuah ironi besar masih menyelimuti Kabupaten Bulukumba: lebih dari 8.000 anak tercatat tidak bersekolah. Kondisi ini tak hanya mencemaskan, tetapi juga mengancam masa depan generasi penerus.

Kini, pemerintah daerah menggandeng Tim Penggerak PKK untuk turun langsung ke lapangan, memastikan tak ada lagi anak yang tertinggal pendidikan. Sebuah langkah kolaboratif yang langka—dan bisa jadi jadi contoh nasional.

Pemerintah Kabupaten Bulukumba di bawah kepemimpinan Bupati Andi Muchtar Ali Yusuf dan Wakil Bupati Andi Edy Manaf mencatatkan kemajuan signifikan dalam sektor pendidikan. Terlihat dari peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang konsisten selama empat tahun terakhir—mulai dari 72,02 (2021) hingga mencapai 74,43 pada 2024 menurut data Badan Pusat Statistik (BPS).

Namun, capaian tersebut belum sepenuhnya mencerminkan kondisi di lapangan. Masih ada pekerjaan besar yang belum tuntas: penanganan Anak Tidak Sekolah (ATS) yang jumlahnya masih berada di angka lebih dari 8.000 anak.

Fenomena ATS ini dipengaruhi berbagai faktor, mulai dari kendala ekonomi, rendahnya kesadaran orang tua, hingga dinamika keluarga seperti perceraian dan kurangnya motivasi anak. Pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan program pengentasan ATS sebagai prioritas utama pembangunan SDM daerah.

Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Andi Rahmat Syafri, mengungkapkan bahwa pengentasan ATS tidak bisa dilakukan sendiri.

“Perlu sinergi dan keterlibatan semua pihak. Kami menggandeng Tim Penggerak PKK sebagai mitra strategis untuk edukasi masyarakat dan pendekatan sosial yang lebih humanis,” ujarnya.

Langkah nyata ini diawali dengan pertemuan lintas sektor yang berlangsung di Gedung Pinisi, Kamis (15/5/2025). Dalam kegiatan tersebut, dilakukan penandatanganan komitmen bersama oleh para pemangku kepentingan, termasuk PKK, para lurah, operator ATS, pengurus PKK Pokja II, hingga pengelola Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) dan PKBM se-Kabupaten Bulukumba.

Ketua TP PKK Bulukumba, Andi Herfida Muchtar, yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Kebudayaan Kota Makassar, menegaskan bahwa pendidikan adalah urusan semua orang.

“Kami di PKK merasa terpanggil. PKK bisa jadi jembatan antara keluarga dan sekolah, serta mendampingi anak-anak yang butuh motivasi untuk kembali belajar,” tegasnya.

Ia berharap para kader PKK hingga tingkat dasawisma dapat menjadi garda depan dalam mendeteksi ATS di lingkungan masing-masing dan membangun komunikasi positif dengan keluarga anak-anak tersebut.

“Kita harus pastikan bahwa tidak ada satu pun anak yang tertinggal. Setiap anak punya potensi. Tugas kita sebagai orang dewasa adalah memastikan mereka mendapat kesempatan tumbuh cerdas, tangguh, dan berdaya saing,” tambahnya penuh semangat.

Sebagai bagian dari kegiatan ini, juga dilakukan verifikasi dan validasi ulang data ATS berbasis sistem pusat informasi Kementerian Pendidikan. Langkah ini untuk memastikan penanganan dilakukan berdasarkan data terbaru dan akurat.

Dengan komitmen yang kuat dan kerja kolaboratif lintas sektor, Bulukumba ingin membuktikan bahwa pengentasan ATS bukan hanya mimpi. Ini adalah tanggung jawab nyata yang kini mulai ditunaikan, demi masa depan yang lebih adil bagi seluruh anak di Bumi Panrita Lopi. (*)

Anda Juga Mungkin Menyukai