Atasi Medan Lumpur 1,5 Meter, Lebih dari 700 Ribu Pelanggan di Aceh Kembali Nikmati Listrik


Atasi Medan Lumpur 1,5 Meter, Lebih dari 700 Ribu Pelanggan di Aceh Kembali Nikmati Listrik

JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan perkembangan penanganan darurat infrastruktur energi pascabencana di Provinsi Aceh per Minggu (14/12). Meski menghadapi akses jalan terputus dan medan lumpur ekstrem hingga 1,5 meter, Tim Siaga Bencana ESDM berhasil memulihkan pasokan listrik untuk 776.875 dari 970.954 pelanggan yang terdampak. Selain itu, Kementerian ESDM juga menyalurkan bantuan teknis seperti genset dan panel surya ke sejumlah wilayah yang terisolir.

Ketua Tim ESDM Siaga Bencana Rudy Sufahriadi menyatakan bahwa fokus utama pemerintah bersama PT PLN (persero) saat ini adalah percepatan pemulihan di wilayah yang mengalami kerusakan terparah. Berdasarkan data di lapangan menunjukkan 5.938 desa telah kembali berlistrik, namun masih ada 562 desa yang belum tersambung. Kabupaten dengan jumlah desa terdampak terbesar antara lain Aceh Tengah (151 desa), Bener Meriah (141 desa), dan Aceh Tamiang (99 desa).

Menurut Rudy, perbaikan jaringan menghadapi tantangan teknis serius, terutama pada menara transmisi utama Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV Sigli-Bireuen. “Meski menara darurat (Emergency Repair System) sudah didirikan menggantikan Tower 340 yang roboh, proses penarikan kabel konduktor terhambat oleh genangan lumpur pekat,” jelasnya di Jakarta, Minggu (14/12).

Rudy menegaskan bahwa keselamatan petugas menjadi prioritas karena kondisi yang berisiko tinggi. “Petugas harus berenang dan berjalan kaki menembus lumpur sedalam 1 hingga 1,5 meter untuk menarik kabel agar tidak terpuntir. Selain itu ada bahaya menghadapi risiko kesehatan, seperti bangkai hewan. Meski demikian, kami terus lakukan demi mengejar sinkronisasi sistem kelistrikan Aceh,” jelasnya.

Di sisi pembangkitan, upaya menambal defisit daya berjalan paralel. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Lueng Bata tahap pertama berkapasitas 5 MW telah berhasil disinkronkan ke jaringan. Tim teknis kini mengejar penyelesaian tahap kedua sebesar 5 MW serta pemasangan mesin di PLTD Krueng Raya berkapasitas 15 MW yang materialnya baru tiba di pelabuhan.

Apresiasi Bantuan Menteri ESDM

Untuk kebutuhan energi di titik krisis, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia memerintahkan langsung Tim Siaga Bencana untuk mengirimkan peralatan pendukung melalui Posko Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Bireuen yang sudah tiba sejak Minggu (14/12) pagi.

Khusus untuk Kabupaten Aceh Tamiang, bantuan sudah yang disalurkan mencakup 10 unit genset, 4 unit panel surya lengkap dengan 7 tiang penyangga, 6 unit chainsaw beserta mata gergaji cadangan, dan 6 unit jet cleaner untuk pembersihan fasilitas umum.

Bantuan teknis dari pemerintah pusat ini mendapat apresiasi dari pemerintah daerah setempat.

“Terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Menteri ESDM, Bapak Bahlil, atas bantuan genset dan lampu tenaga surya ini. Semoga bantuan ini menjadi amal ibadah dan bermanfaat bagi masyarakat kami,” ucap Plt Kepala Pelaksan BPBD Kabupaten Bireuen Doli Mardian saat menerima bantuan.

Sementara itu, untuk pemenuhan kebutuhan Liquified Petroleum Gas (LPG), terputusnya akses jalan nasional Lhokseumawe-Banda Aceh disiasati dengan pengalihan jalur distribusi melalui laut menggunakan kapal Roro. Langkah ini diambil untuk memastikan pasokan gas tetap sampai ke masyarakat dan dapur umum meskipun jalur darat lumpuh.

“Kami juga telah mendatangkan tambahan armada Truk Skid Tank LPG dari wilayah Sumatera Bagian Selatan dan Batam yang dijadwalkan tiba pada 20 Desember 2025. Bantuan genset yang kami kirim hari ini adalah solusi jangka pendek yang krusial sembari menunggu jembatan bailey rampung agar distribusi logistik energi bisa kembali normal,” pungkas Rudy. (RD)

Sumber : Esdm.go.id

Anda Juga Mungkin Menyukai