Presscorner.id – Sebanyak 120 ribu jiwa di Kabupaten Maros terdampak kekeringan di Kabupaten Maros. Jumlah ini tersebar di enam kecamatan di Kabupaten Maros.
Pemerintah Kabupaten Maros pun mulai melakukan penyaluran air bersih untuk mengatasi masalah kekeringan ini dengan melepas Satuan Tugas (Satgas) Penyaluran Air Bersih di halaman kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maros, Kamis, 4 September 2025.
Pelepasan satgas ini dipimpin langsung oleh Bupati Maros, AS Chaidir Syam.
“Sampai saat ini sudah ada 32 desa dan kelurahan terdampak, dengan hampir 20 ribu kepala keluarga atau sekitar 120 ribu jiwa,” ungkap Bupati Maros, AS Chaidir Syam.
Dia mengatakan ada enam kecamatan yang terdampak kekeringan adalah Bontoa, Marusu, Maros Baru, Lau, Turikale, dan Mandai.
“Jadi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, BPBD Maros menyiapkan empat unit tangki air yang akan beroperasi setiap hari,” sebutnya.
Jika jumlah tersebut belum mencukupi, Pemkab akan melibatkan PDAM dan Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar).
Dia juga menjelaskan sejumlah pihak eksternal juga akan menyalurkan bantuan air bersih.
“Seperti Angkasa Pura dan PMI juga akan menyalurkan,” katanya.
Khusus beberapa tempat di Bontoa, suplai air bersih sudah dapat tertangani melalui booster PDAM.
Sementara untuk penanganan jangka panjang, pihaknya akan melakukan studi kelayakan untuk meningkatkan kapasitas instalasi pengolahan air.
“Di IPA Bantimurung, saat ini debitnya hanya 120 liter per detik. Ke depan harus ditingkatkan menjadi 200 liter per detik. Sementara IPA Pattontongan juga terbatas air bakunya. Ada potensi pembangunan IPA baru di Masale, namun masih dalam proses kajian,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala BPBD Maros, Towadeng, mengatakan untuk penyaluran air bersih ini anggarannya sekitar Rp30 juta.
“Dasarnya adalah laporan dari desa atau kelurahan. Setelah itu baru bisa kami tindaklanjuti,” pungkasnya. (*)