Bandung, 7 Agustus 2025
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mendorong Rumah Sakit Maranatha di Bandung menjadi contoh rumah sakit yang dikelola secara efisien dan berpihak pada kemanusiaan, khususnya dalam memberikan pelayanan bagi peserta BPJS.
“Tempatnya bersih dan bagus. Mudah-mudahan kualitas ini bisa terus dijaga, tidak hanya lima tahun, tapi sepuluh tahun ke depan,” ujar Menkes saat meresmikan gedung perawatan VIP dan pusat rehabilitasi medis RS Maranatha, Kamis (7/8).
Menkes menekankan bahwa kebersihan dan kerapihan perlu dibarengi dengan efisiensi pengelolaan. Ia menyoroti bahwa masih banyak rumah sakit merugi karena tidak efisien dalam pembelian obat dan alat kesehatan, serta terdampak oleh keterlambatan pembayaran BPJS.
“Supaya layanan makin baik, rumah sakit juga harus untung. Ada rumah sakit yang pasiennya 95% BPJS, tapi marginnya bisa sampai 28% karena efisien,” jelasnya.
Menkes juga mendorong RS Maranatha berperan aktif dalam pendidikan tenaga kesehatan, termasuk dokter spesialis dan dokter gigi, untuk menjawab kekurangan tenaga medis di Indonesia. Ia menyebut rasio dokter Indonesia masih tertinggal dibanding negara-negara tetangga.
Wakil Gubernur Jawa Barat Erwan Setiawan mengapresiasi peran RS Maranatha dalam mendukung transformasi sistem layanan kesehatan di provinsi ini. Ia menekankan bahwa transformasi bukan hanya soal pembangunan infrastruktur, tetapi juga pendekatan menyeluruh terhadap pasien.
“Pasien harus dipandang sebagai manusia seutuhnya, bukan hanya kasus medis, tapi juga secara rohani dan sosial,” ujar Erwan.
Pemprov Jawa Barat menyatakan komitmennya dalam memperkuat ekosistem kesehatan melalui regulasi, kemitraan, dan pengembangan SDM.
Ketua Umum Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Maranatha, Orias Petrus Mudak, menyampaikan bahwa 95% pasien RS Maranatha adalah peserta BPJS. Menurutnya, efisiensi dan ketepatan pembayaran menjadi faktor penting dalam keberlangsungan layanan.
“Pelayanan tidak menunggu rumah sakit untung. Sekalipun belum untung, kami tetap berjalan,” tegasnya.
RS Maranatha saat ini melayani hingga 12.000 pasien per bulan, dengan kapasitas tempat tidur yang meningkat dari 100 menjadi 250 setelah pembangunan fasilitas baru. Yayasan juga terus mengembangkan layanan, termasuk Rumah Sakit Gigi dan Mulut serta rencana pembukaan klinik spesialis di Cihampelas.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Informasi Publik, Kementerian Kesehatan RI.Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi Halo Kemenkes melalui hotline 1500-567, SMS 081281562620, atau email [email protected]. (DJ/SK)
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik
Aji Muhawarman, ST, MKM
Sumber : Kemkes.go.id