Kemensetneg dan Kedubes Singapura Gelar Lokakarya Pasca-Pelatihan Kepemimpinan Strategis dan Tata Kelola Pemerintahan | Sekretariat Negara

Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) melalui Biro Kerja Sama Teknik Luar Negeri (KTLN) bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Singapura di Jakarta menyelenggarakan Post-Course Workshop/Lokakarya Pasca-Pelatihan, di Kedutaan Besar Republik Singapura, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (29/07/2025).

Lokakarya ini diikuti oleh 29 pejabat pemerintah Indonesia dari berbagai kementerian dan lembaga yang sebelumnya telah mengikuti pelatihan Single Country Training: Strategic Leadership and Public Governance (SLPG) pada 21–25 Oktober 2024 di Singapura.



Lokakarya ini dirancang sebagai ruang pembelajaran kolektif di mana setiap peserta dapat memaparkan langkah konkret yang telah diambil untuk mengadaptasi materi pelatihan SLPG ke dalam konteks kelembagaan masing-masing peserta atau pun kolaborasi eksternal di luar institusi. Selain itu peserta juga dapat menyampaikan insight dan tantangan yang dihadapi saat mencoba menerapkan hasil pembelajaran SLPG.

Dalam sambutannya, Duta Besar Republik Singapura untuk Indonesia, Kwok Fook Seng, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya Post-Course Workshop: Strategic Leadership and Public Governance, serta partisipasi aktif para alumni pelatihan yang berasal dari berbagai kementerian dan lembaga di Indonesia. Ia menekankan pentingnya kerja sama yang berkelanjutan antara kedua negara dalam membangun tata kelola pemerintahan yang responsif dan efektif.

Ia menambahkan bahwa kerja sama bilateral Indonesia dan Singapura tidak hanya memperkuat hubungan diplomatik, tetapi juga membuka ruang untuk pertukaran pengalaman dan solusi atas tantangan bersama dalam tata kelola sektor publik. “Di tengah kompleksitas sistem pemerintahan dan tantangan global yang terus berubah, kami percaya bahwa pertukaran praktik terbaik dan inovasi pelayanan publik menjadi langkah penting untuk membangun birokrasi yang adaptif dan berdaya saing,” kata Dubes Kwok Fook Seng.

Dubes Kwok Fook Seng juga menyoroti filosofi pemerintahan Singapura yang menekankan integritas, efisiensi, dan kesederhanaan dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Ia menyampaikan bahwa keberhasilan sistem pelayanan publik di negaranya tidak lepas dari kesediaan aparatur untuk bekerja secara profesional tanpa bergantung pada fasilitas berlebih.

“Kunci keberhasilan pelayanan publik di Singapura adalah integritas dan sistem yang sederhana namun efektif. Tidak ada rumah dinas, tidak ada mobil dinas, kami menggunakan transportasi umum seperti masyarakat pada umumnya,” ungkap Dubes Kwok Fook Seng.

Ia juga menekankan pentingnya menjaga ruang dialog dan berbagi pengalaman yang aman dan terbuka. Dubes Kwok Fook Seng berharap peserta dapat memanfaatkan forum ini untuk berdiskusi tanpa kekhawatiran, serta menyampaikan pandangan dan pengalaman secara jujur demi peningkatan kualitas kebijakan publik di masing-masing negara.

“Kami percaya bahwa kepercayaan dan keterbukaan adalah fondasi utama dalam membangun platform pembelajaran bersama. Tidak ada yang sempurna, tetapi dari setiap pengalaman, kita dapat menemukan solusi yang relevan,” tutup Dubes Kwok Fook Seng.

Kepala Biro Kerja Sama Teknik Luar Negeri (KTLN) Kemensetneg, Noviyanti, menyampaikan pelatihan SLPG bertujuan untuk memperkuat kapasitas kepemimpinan strategis dan tata kelola pemerintahan melalui pertukaran pengalaman dan praktik terbaik antara pemerintah Indonesia dan Singapura.

“Kami percaya bahwa lokakarya ini merupakan langkah penting dalam menerjemahkan pembelajaran menjadi aksi nyata. Melalui forum ini, kita tidak hanya berbagi hasil, tapi juga membangun komitmen bersama untuk memperkuat kepemimpinan strategis di sektor publik,” ujar Noviyanti.

Noviyanti juga menyoroti pentingnya lokakarya ini sebagai platform kolaboratif antara Indonesia dan Singapura, khususnya dalam pengembangan kapasitas aparatur negara. Menurutnya, pengalaman dari negara mitra seperti Singapura dapat menjadi sumber inspirasi dalam merancang transformasi pelayanan publik yang lebih adaptif dan inklusif. “Kita ingin memastikan bahwa wadah berbagi pengetahuan seperti ini tidak hanya menjadi kegiatan satu arah, melainkan menjadi ruang pembelajaran bersama yang berkelanjutan,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Noviyanti juga menegaskan bahwa keberhasilan pelatihan tidak hanya diukur dari pelaksanaannya, tetapi dari bagaimana hasil pembelajaran dapat ditindaklanjuti di institusi dan lembaga setiap peserta. Ia menyampaikan optimismenya bahwa para alumni pelatihan SLPG mampu menjadi penggerak perubahan di sektor masing-masing.

“Saya menyaksikan sendiri bagaimana semangat para peserta untuk mengambil bagian dalam perubahan. Ini adalah modal sosial yang kuat untuk mendorong reformasi birokrasi yang berdampak,” ungkapnya.

Mengakhiri sambutannya, Noviyanti menyampaikan apresiasi atas dukungan Kedutaan Besar Singapura serta komitmen para peserta. Ia berharap kegiatan seperti ini dapat terus dikembangkan di masa mendatang sebagai bagian dari kemitraan bilateral yang produktif.

“Kami berharap kerja sama pelatihan seperti ini terus diperluas. Dengan komitmen kuat dari kedua negara, saya yakin masih banyak potensi yang bisa kita kembangkan bersama,” pungkasnya.

Dalam lokakarya ini masing-masing peserta berkesempatan memaparkan tentang penerapan materi pelatihan di institusi masing-masing, baik internal atau pun dengan pihak eksternal, serta menjelaskan keterkaitan penerapan materi pelatihan di institusi dengan lima tema utama yang telah dipelajari saat pelatihan SLPG di Singapura, yaitu Singapore’s Approach to Governance and Public Service Transformation; Good Governance for Building an Inclusive Economy and Society; Accountability and Corruption Control; Singapore’s Public Service Approach to People Management; dan Reflections on Leadership.

Selain presentasi dan diskusi, kegiatan ini juga menjadi ajang penjaringan masukan bagi pelaksanaan pelatihan serupa ke depan. Para peserta menyampaikan sejumlah rekomendasi untuk meningkatkan relevansi, keberlanjutan, dan integrasi pelatihan ke dalam kebijakan kelembagaan.

Lokakarya ini selain menjadi momentum strategis untuk memperkuat dampak pelatihan internasional terhadap reformasi birokrasi dan kepemimpinan sektor publik Indonesia, juga mempererat kerja sama bilateral antara Indonesia dan Singapura dalam bidang pengembangan kapasitas aparatur.

Turut hadir dalam kegiatan ini Kepala Biro Kerja Sama Teknik Luar Negeri Kemensetneg, Noviyanti; Duta Besar Republik Singapura di Jakarta, Kwok Fook Seng; First Secretary, Kedutaan Besar Republik Singapura di Jakarta, Alastair Loh. (FID/YLI-Humas Kemensetneg)

Sumber : Setneg.go.id

Anda Juga Mungkin Menyukai