Peringati Hari Ulang Tahun ke-40, Saka Bakti Husada Gelar Orientasi Bantuan Hidup Dasar

Jakarta, 22 Juli 2025

Sebagai bagian dari rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun ke-40, Saka Bakti Husada (SBH) menggelar Orientasi Bantuan Hidup Dasar (BHD) bagi anggota Pramuka SBH dari 10 provinsi. Kegiatan ini dilaksanakan secara luring dan daring di Auditorium Siwabessy, Kementerian Kesehatan RI.

Wakil Menteri Kesehatan Prof. Dante Saksono Harbuwono, selaku Wakil Majelis Pembimbing SBH Tingkat Nasional, menyampaikan bahwa tiga kecakapan keterampilan dasar penting dikuasai oleh Pramuka, yaitu resusitasi jantung paru, pembidaian pada luka patah tulang, dan teknik transportasi pada pasien dengan gangguan kesehatan mendadak.

“Ini adalah kecakapan yang seharusnya dimiliki oleh Pramuka sebagai inisiator di tengah masyarakat. Kita tidak berharap pelatihan ini harus digunakan, tetapi jika harus, maka Pramuka bisa menjadi tulang punggung masyarakat dalam kegawatdaruratan,” ujar Prof. Dante.

Ia menekankan bahwa kemampuan dasar kegawatdaruratan bukan semata milik tenaga medis. “Sebagai dokter, saya pernah menolong pasien tidak hanya di rumah sakit, tapi juga di pesawat saat kondisi darurat. Ini bukan kemampuan eksklusif tenaga kesehatan, tapi seharusnya bisa dimiliki oleh seluruh masyarakat. Karena itu, saya mendorong agar peserta pelatihan mendapat tanda kecakapan khusus,” lanjutnya.

Wamenkes juga memberikan apresiasi kepada BKK Kendari yang selama tiga tahun berturut-turut menjadi pangkalan SBH tergiat di lingkungan Kementerian Kesehatan. “Semoga ini menjadi motivasi bagi SBH lainnya di seluruh daerah,” ucapnya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan yang juga menjabat sebagai Pimpinan Saka Bakti Husada Nasional, Kunta Wibawa Dasa Nugraha, menekankan pentingnya peran SBH dalam mendukung transformasi kesehatan melalui edukasi kepada masyarakat.

“40 tahun adalah usia yang matang. Saya harap anggota SBH benar-benar menghayati peran sebagai pelopor hidup bersih dan sehat. Edukasi bantuan hidup dasar penting, bukan hanya saat bencana, tapi dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Kunta.

Ia juga mengajak seluruh anggota SBH untuk menjadi agen perubahan di lingkungan terdekat. “Mulai dari keluarga, teman, hingga masyarakat sekitar. Kalau ada yang belum cek kesehatan, ajak ke Puskesmas. Kalau ada yang belum bergerak, ajak olahraga. Karena semua penyakit bisa dicegah kalau kita tahu sejak dini,” tambahnya.

Orientasi BHD ini merupakan bentuk nyata implementasi Ketahanan Kesehatan sebagaimana diamanatkan dalam UU Kesehatan Nomor 17 Tahun 2023. Kegiatan ini telah dimulai sejak Sabtu (19/7) untuk sesi teori, sementara sesi praktik dilaksanakan hari ini secara serentak di 10 provinsi.

Kepala Pusat Krisis Kesehatan, Agus Jamaludin, menjelaskan bahwa kegiatan ini dirancang agar para peserta mampu merespons kondisi kegawatdaruratan, seperti kasus henti jantung mendadak, stroke, atau kehilangan kesadaran.

“BHD penting untuk disebarluaskan, bahkan tindakan sederhana seperti melakukan napas buatan atau menghubungi 119 bisa menyelamatkan nyawa. Ini adalah bagian dari amal ibadah kita,” ungkap Agus.

Kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 1.480 peserta, terdiri dari sekitar 150 peserta luring di Jakarta dan 1.330 peserta daring dari 10 provinsi. Dalam pelaksanaannya, Kementerian Kesehatan menggandeng Himpunan Perawat Gawat Darurat dan Bencana Indonesia (HIPGABI) sebagai mitra instruktur pelatihan. Hingga saat ini, pelatihan BHD yang difasilitasi oleh Pusat Krisis Kesehatan telah menjangkau lebih dari 10.400 orang, termasuk di lingkungan internal Kemenkes, instansi pemerintah lainnya, hingga kegiatan publik seperti Car Free Day.

Dalam laporan kegiatan, Ketua Harian Pimpinan Saka Bakti Husada Tingkat Nasional yang juga Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Elvieda Sariwati, menyampaikan bahwa peringatan ke-40 SBH tahun ini mengusung tema: “Saka Bakti Husada: Satu Tekad Aksi Nyata Sehatkan Indonesia”.

Rangkaian kegiatan peringatan dimulai sejak Juni 2025, di antaranya pelatihan Pertolongan Pertama bagi Luka Psikologis (P3LP), penilaian pangkalan tergiat, tantangan 40.000 langkah yang berhasil mencatatkan 3,3 juta langkah oleh 214 peserta, serta Biblio Battle untuk meningkatkan minat baca anggota SBH. Selain Orientasi BHD, kegiatan selanjutnya adalah sesi edukasi mengenai penggunaan dan pemahaman obat bahan alam (23 Juli), serta latihan bersama nasional Krida P2 yang akan digelar pada 7 Agustus mendatang.

“Selama 40 tahun, SBH telah berkontribusi memperluas jangkauan edukasi dan pelayanan kesehatan. Kita harus terus mendorong masyarakat untuk hidup sehat, mulai dari keluarga sendiri. Aksi nyata kita sangat dibutuhkan,” tutup Kunta.

Dirgahayu Saka Bakti Husada ke-40!

Satu Tekad, Aksi Nyata, Sehatkan Indonesia!

Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Informasi Publik, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi Halo Kemenkes melalui hotline 1500-567, SMS 081281562620, atau email [email protected]. (SK)

Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik

Aji Muhawarman, ST, MKM

 

Sumber : Kemkes.go.id

Anda Juga Mungkin Menyukai