JAKARTA, presscorner.id – Kedutaan Besar RI (KBRI) Canberra meresmikan minimarket Beta Indonesian Grocery (BIG) di Mascot, Sydney, Australia pada pada Jumat, (21/2) lalu. Peresmian tersebut dilakukan Duta Besar RI untuk Australia dan Vanuatu Siswo Pramono, sertadihadiri Atase Perdagangan Canberra Agung Haris Setiawan dan pemilik BIG Jemy Sutrisno. Atdag Haris menyambut baik kehadiran BIG sebagai langkah maju dalam penguatan distribusi dan promosi produk makanan dan minuman (mamin) Indonesia di Australia, serta memenuhi kebutuhan diaspora Indonesia di negara tersebut.
Bagi Haris, diaspora Indonesia di Australia berperan menjadi duta budaya dan ekonomi yang mengenalkan kekayaan kuliner serta kualitas produk Indonesia kepada masyarakat Australia. Lebih lanjut, Haris menyatakan, diaspora Indonesia juga berkontribusidalam membangunjaringan bisnis dan memperluas pasarproduk Indonesia melalui berbagai komunitas dan kegiatan sosial.
“Saat ini, diaspora Indonesia di Austalia memiliki peran penting dalam mempromosikan produk Indonesia. Mereka tidak hanya menjadi konsumen utama, tetapi juga berperan sebagai duta budaya dan ekonomiyang mengenalkan kekayaan kulinersertakualitas produk Indonesia kepadamasyarakat Australia,” ujar Harris dalam keterangan resminya di Jakarta, (Kamis 26/02/2024).
Haris menjelaskan, BIG menyediakan berbagai produk mamin asal Indonesia, mulai dari mi yang lezat, jamu berkhasiat, kerupuk yang renyah, hingga sambal pedas yang siap menggoyang lidah. Menurut Haris, BIG merupakan cabang kedua dari jaringan minimarket produk mamin Indonesia yang didirikan dengan nama Omega Mart Grocery (OMG) di Central Business District (CBD) Sydney. Adapun OMGtelah diresmikan Dubes Siswodan Atdag Haristepat satutahun yang lalu.
“Keberhasilan minimarket produk mamin Indonesia di CBD Sydney dan Mascot mencerminkan potensi besar produk Indonesia di pasar Australia. Oleh karena itu, rencana ekspansi ke Melbourne pada pertengahan tahun ini juga disambut positif sebagai upaya memperluas jaringan pemasaran produk Indonesia,” imbuh Haris.
Haris menambahkan, kehadiran BIG diharapkan dapat menjadisarana dalam memperkenalkan produk mamin Indonesia kepadamasyarakat lokal. Inisiatif tersebut sejalan dengan program usahamikro, kecil, dan menengah (UMKM) Berani Inovasi, Siap Adaptasi Ekspor atau UMKM BISA Ekspor yang digencarkan Kementerian Perdagangan untuk menggenjotekspor UMKM Indonesia di pasar dunia.
Selanjutnya, Haris menerangkan, pertumbuhan diaspora Indonesia di Australia turut mendongkrak permintaan produk-produk Indonesia di pasar Australia. Bagi Haris, diaspora Indonesia di Australia merupakan mitra utama pemerintah dalam mempromosikan produk Indonesia. Mereka bisa menjadi mitra sekaligus pasardari produk UMKM Indonesia yang sebagian besar adalah produk mamin.
“KBRI Canberra melalui Atdag Canberra akan terus berupaya memfasilitasi pelaku UMKM Indonesia agardapat memasukipasar Australia dengan lebih mudah. Upaya tersebut mencakup asistensidalam perizinan impor, promosi produk melaluipamerandagang, serta menjalinkemitraandengan distributor lokal,” tegas Haris.
Haris melanjutkan, besarnya jumlah diaspora Indonesia di Australia semakin bertambah dengan meningkatnya jumlah pelajar Indonesia di negara tersebut. Saat ini, terdapat hampir 20 ribu pelajar Indonesia yang menempuh pendidikandi Australia.
“Keberadaan pelajar Indonesia di Australia membukapeluang besaruntuk memperluasdistribusi produk Indonesia di negara tersebut. Oleh karena itu, sinergiantara Atdag Canberra dengan komunitas pelajar Indonesia terus diperkuat melalui program pemasaran produk UMKM Indonesia di Australia. Pelajar Indonesia diharapkan dapat menjadi agen promosi yang tidak hanya mengenalkan produk Indonesia, tetapi juga membangun budaya konsumsi produk nasional di kalangan masyarakat internasional,” terang Haris.
Pada kesempatan yang sama, pemilik BIG Jemy Sutrisno menegaskan komitmennya untuk terus mengembangkan minimarket BIG di Mascot sebagai pusat perbelanjaan produk khas Indonesia. Menurut Jemy, BIG tidak hanya menyediakan kebutuhan bagi diaspora Indonesia, tetapi juga menjadi sarana promosidandistribusi produk-produk UMKM Indonesia di pasar Australia.
“Mascot sendiri merupakan salah satu daerah di Sydney yang dihuni oleh banyak warga Indonesia. Dengan populasi diaspora Indonesia yang banyak, Mascot menjadi lokasistrategisuntuk mempermudah akses produk Indonesia bagi masyarakat Indonesia di Australia sekaligus meningkatkan peluang pengenalan produk Indonesia kepadamasyarakat lokal,” pungkas Jemy.
Data Ekspor Makanan dan Minuman ke Australia Capai USD380 Juta
Berdasarkan data Biro Statistik Australia (Australian Bureau of Statistic/ABS), ekspor mamin Indonesia ke Australia mencapai nilai USD 380 juta pada 2024. Nilai tersebut mengalami peningkatan sebesar USD 100 juta dari tahun sebelumnya, yaitu USD 280 juta. Hal ini menunjukkan produk mamin Indonesia semakinditerimadi pasar Australia, baikoleh diaspora Indonesia maupun penduduk lokal.
Sementara, berdasarkan data Kementerian Perdagangan, ekspor Indonesia ke Australia mencapai USD4,95 miliar pada 2024. Nilai tersebut melonjak sebesar 55,99 persen dibandingkan pada tahun sebelumnya, yaitu USD 3,17 miliar. Persentase ini merupakan lonjakan eksportertinggi bagi Indonesia ke Australia dan menjadi indikasisemakin kuatnya penetrasi produk Indonesia di pasar Australia.